Alhamdulilllahillaji faradhol
jihada ‘alal muslimin..
tsumma hamdulillahillaji faradhol
jihada ‘alal muslimin...
Asyhadualla illahailallah wahdu la syarikalahu
syahaaadata siddiqin wa haq.. wa asyahadu anna muhammadan
abduhu wa rasuluhul mab’u syurohmahtal lil’alamin..
Wahaiyikum ya ma’syarol ikhwani
wa akhwati jami’an bitahiyatil islami kholidah
watahiyatul islami salaaam...
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
Ikhwah sekalian kalimat pertama
yang ingin saya sampaikan kepada antum semuanya adalah bahwa saya mencintai
antum semuanya. Atas nama cinta lah kita hadir di tempat ini, atas nama
cintalah kita semua bekerja keras dan Insya Allah atas nama cinta juga kita
akan memenangkan perjuangan kita
tahun depan. Saya juga akan ingin menayampaikan salam dari
Ketua Majelis Syuro, KH Hilmi Aminuddin
kepada antum semuanya. Salam Cinta dari beliau, dan juga salam cinta
dari mantan presiden kita Al Ustadz Lutfi Hasan Ishak. Semoga Allah swt
memudahkan urusan beliau.
Saya ingin bertanya kepada antum semuanya,
Bisakah kita mengatakan setelah kita memenangkan pilkada jabar dan pilkada
sumut, bahwa badai telah berlalu. Bisakah kita mengatakan begitu ? Badai sudah
berlalu… Tapi kita belum tahu apakah masih ada badai setelah ini. Yang pasti
ikhwah sekalian, kita sudah melampaui apa yang saya sebut sebagai critical
moment, titik nadir dalam perjalanan sejarah da’wah kita semuanya. Dan Inysa Allah
setelah hari ini kita semua siap untuk take off, kita semua siap untuk tinggal
landas, Insya Allah.
Dan semua itu mungkin kita raih karena, pertama2 karena pertolongan Allah swt, kedua
karena soliditas dan kekuatan persaudaraan kita dan ketiga kerja keras kita
semuanya.
Saya ingin menyampaikan berita gembira , bahwa
dalam kemenangan di jawab barat dan sumut DPW DKI mempunyai saham yang besar. Bukan
hanya karena doa2 seluruh kader, tapi juga dengan dukungan materilnya kpd
perjuangan ikhwah kita di Jabar dan sumut.
Jadi dalam 2 kemenangan itu antum semuanya
punya saham yang besar. Dan begitulah kemudian
kita menyadari satu fakta hidup, bahwa perang itu hanya punya 2 hasil, menang
atau kalah. Dan itu dipergilirkan diantara kita semuanya.
Dari 3 pilkada besar yang kita lewati, DKI
Jabar dan sumut, Alhamdulillah kita menang 2 kali. Mudah-mudahan Insya Allah ini merupakan
pertanda baik, ada kemenangan besar yang menanti kita pada tahun yang akan
dating, Insya Allah…
Saya selalu bercanda dengan ikhwah dgn
mengatakan begini, kalau kita sedang berjuang melakukan apa saja boleh. Kalau
kita sudah menang, di tafsir apa saja boleh. Biasanya orang sudah menang orang
suka mendramatisasi tafsir atas kemenangan itu, biar kelihatan heroiknya.
Tapi ikhwah sekalian kita mempunyai apa yang
kita sebut dengan dhawabit, kaidah dalam menafsirkan kemenangan. Dan tafsir atas
kemenangan itu, pada dasarnya hanya satu, tapi bolehlah kita menambahkan jadi
dua.
Pertama, tafsir syar’i atas kemenangan itu,
yang kedua tafsir akal atas kemenangan itu. Ada pun tafsir syar’inya, itu jelas
bahwa semua kemenangan itu datangnya dari Allah swt. Ini semuanya bagian dari
takdir Allah swt yang diberlakukannya kepada ummatnya.
Yang kedua, Allah juga memberikan penjelasan-penjelasana
yang logis, untuk takdir yang akan diberlakukan itu. Jadi jika Dia ingin
memenangakan kita, biasanya ada penjelasan-penjelasan logisnya bagi kemenangan
itu. Itulah yang dimaksud oleh Allah swt, dengan, “…..dan dengan orang-orang beriman…”
Jadi kemenangan ini ikhwah sekalian, itu adalah
pertolongan Allah yang diturunkan kpd kita melalui tangan2 orang2 yg
beriman, maksudnya adalah kekuatan
persaudaraan, soliditas organisasi, kerja keras dst.
Nah, ikhwah sekalian, dengan tafsir akal ini,
baru kita menerima penjelasan dr survey2 yang mencoba membaca mengapa kita
menang di 2 pilkada. Jadi itu adalah usaha2 manusiawi utk menemukan sebab2
manusiawi dr kemenangan itu. Tapi akar semua dari sebab2 manusiawi iini, pada
dasarnya penjelasannya hanya satu, Allah lah yang ingin kita menang di 2 tempat
itu.
Tapi apa yang ingin saya catat dari kemenangan
di sumut adalah, sumut adalah masyarakat yang bias kita sebut sebagai mini
Indonesia, karena strtuktur etnis agama masyarakat sumut benar2 Indonesia,
mewakili keberagaman kita sebagai bangsa, bisalah kita sumut itu sbg Indonesia
kecil.
Dan apa yang paling banyak dikhawatirkan orang saat
ini adalah, partai islam spt pks tdk akan pernah bisa diterima ditengah
masyarakat majemuk, tapi Alhamdulillah hari ini kita membuktikan bahwa semua
itu tidak benar. Ternyata pks diteruma di masyarakat yang sangat majemuk.
Dan kalau kita menang pada sebuah tempat
sebagai sebuah Indonesia kecil, saya ingin Tanya kepada saudara semuanya,
apakah itu berarti kita, Insya Allah, apakah itu juga berarti bahwa kita akan
menang dalam sebuah Indonesia yang besar.
Oleh karena itu ikhwah sekalian, saya ingin
mengatakan, semua perdebatan tentang dikotomi antara islam-nasionalisme, agama
dan Negara hari ini kita nyatakan tidak relevan.
Ikhwah sekalian, tapi kemenangan ini barulah
dipermulaan jalan, kita masih punya 13 bulan utk sampai april tahun 2014. Dalam
politik 13 bulan itu bukan waktu yang pendek, tapi waktu yang panjang.
Apa saja bisa terjadi dalam waktu 13 bulan ke
depan, oleh karena kita harus tetap sadar bahwa semua kemenangan yang kita
capai ini, barulah kemenangan pertama,
utk sekedar mengatakan bahwa badai telah berlalu dan kita siap untuk take off,
hanya itu… selanjutnya kita mesti focus kepada kemenangan besar yang ingin kita raih pada tahun 2014.
Oleh karena itu ikhwah sekalian, jauh sebelum
kita meraih kemenangan itu. Saya ingin memberikan kepada antum satu frame,
bingkai, bingkai konseptual dengan mana kita coba memahami proses perjalanan
kita, proses perjuangan kita menuju kemenangan 2014 yang akan datang.
(Orasi Anis Matta pada Konsolidasi Kader PKS se - Jakarta)
Posting Komentar